Nama : Zendeedo Setiawan
Kelas : 3DD01
NPM : 32209627
Membicarakan strategi pemasaran,
memang tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai cara dan usaha bisa
dijadikan sebagai strategi untuk memasarkan sebuah produk. Salah satu
strategi yang sudah dijalankan masyarakat dari dulu hingga sekarang
adalah pemasaran dengan sistem retail atau eceran. Yang dimaksud dengan
strategi pemasaran retail atau eceran sendiri adalah segala kegiatan
jual-beli yang bertujuan menyalurkan barang kepada konsumen akhir, guna
memenuhi kebutuhan pribadi para konsumen.
Sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran ini, sebab peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata
membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila
saat ini perkembangan bisnis retail juga sangat pesat, lihat saja
bisnis toko kelontong, minimarket, hingga bisnis retail yang sudah
besar seperti Matahari, Alfamart, Indomart, dan Hero banyak dicari para
konsumen.
Strategi pemasaran ritel adalah pemasaran yang mengacu kepada variabel,
dimana pedagang eceran dapat mengkombinasikan menjadi jalan alternatif
sebagai suatu strategi pemasaran untuk dapat menarik konsumen. Variabel
tersebut umumnya meliputi faktor seperti : variasi barang dagangan dan
jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi, dan tata ruang, desain
store, lokasi store dan merchanding
Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan
4P (product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan
perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena
tergantung kepada sipembuat keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan
dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan, dimana
konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pda faktor
yang berlainan
Prinsip dasar pada ritel modern yang terdiri dari 4 P:
a. Product (Produk)
Produk menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu
yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut
Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan
dipasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut
dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar (Porter, 1996)
b. Price (Harga)
Strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus,
harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga
dinamis (Kotler and Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar
pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu
konsumen, dirinya sendiri, dan pesaing.
Menurut Ma’ruf (2005) , impementasi strategi harga antara lain :
- Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu
dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat
permintaan konsumen.
- Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000
- Leader pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripada tingkat yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
- Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.
- Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.
c. Promotion (Promosi)
Menurut Philip Kotler (1997, p.153) proses keputusan pembelian
dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran
promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut Schoell (1993, p.424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.
d. Place (Lokasi)
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses menjadikan barang dan jasa siap
digunakan atau dikomsumsi (Kotler, 2002). Menurut Losch, Lokasi
penjualan sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap
jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual,
konsumen makin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi
tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi
produksi berada dipasar atau dekat dengan pasar.
Lokasi adalah faktor terpenting dalam pemasaran ritel. Pada lokasi
yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai
lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual
produk yang sama dengan pramuniaga yang sama terampilnya dan mempunyai
citra toko yang bagus.
Anda yang ingin terjun dalam bisnis retail, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut untuk memenangkan pasar :
Pertama, tentukan target pasar. Meskipun bisnis
retail biasa menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat, namun
sebisa mungkin tentukan target konsumen yang ingin Anda jangkau.
Misalnya saja lebih menekankan harga murah untuk menjangkau konsumen
menengah kebawah, atau menyediakan produk dengan kualitas terbaik untuk
menjangkau sasaran pasar menengah keatas.
Kedua, ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki
konsumen yang loyal, merupakan strategi tepat untuk meningkatkan
pemasaran. Bukan hanya itu saja, dengan adanya loyalitas konsumen juga
membantu bisnis retail untuk menghadapi persaingan pasar. Ciptakan
program-program promosi yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen, contohnya saja dengan memberikan kartu diskon bagi para member, atau mengadakan event promosi setiap akhir pekan.
Ketiga, pilih lokasi usaha yang strategis.
Pemilihan lokasi usaha sangat mempengaruhi tingkat penjualan pada
bisnis retail. Sesuaikan lokasi usaha dengan bisnis retail yang ingin
dijalankan, sebab lokasi usaha juga ikut menentukan potensi pasar.
Seperti lokasi yang ada di tengah pemukiman warga, Anda bisa membuka
toko kelontong. Sedangkan untuk lokasi usaha yang ada di daerah
perkotaan, Anda bisa mencoba bisnis retail dengan minimarket atau
supermarket.
Keempat, cantumkan brand pada setiap produk. Penanaman image kepada para konsumen, menjadi cara jitu untuk memasarkan
bisnis retail. Yang perlu diingat adalah brand bukan hanya sekedar
nama, jadi cantumkan brand yang telah ditetapkan di setiap produk.
Seperti mencantumkan logo disetiap label harga produk, atau
mencantumkan logo pada interior ruangan. Sehingga brand tersebut
menjadi pembeda bisnis retail Anda dengan bisnis para pesaing.
Kelima, berikan pelayanan prima kepada konsumen.
Jangan abaikan istilah pembeli adalah raja. Istilah ini memberikan
masukan kepada para pelaku usaha untuk selalu memberikan pelayanan
terbaik bagi para konsumen. Biasakan layani konsumen dengan 3S 1A
(sambut, senyum, sapa dan antusias). Lakukan dari hal yang terkecil,
seperti menyambut konsumen dengan salam dan mengucapkan terimakasih
setelah mereka selesai berbelanja. Cara ini sudah dilakukan pada
sebagian kecil bisnis retail, seperti Indomart. Jadi konsumen merasa
dihargai ketika berbelanja di tempat Anda, dan tidak segan untuk datang
berbelanja kembali.
sumber :
http://bisnisukm.com/strategi-pemasaran-bisnis-retail.html
http://liawillyarti.wordpress.com/2010/12/13/strategi-pemasaran-ritel-terhadap-kepuasan-dan-loyalitas-konsumen/
No comments:
Post a Comment