Sunday, June 10, 2012

Strategi Pemasaran Ritel

Nama : Zendeedo Setiawan

Kelas : 3DD01

NPM : 32209627



Membicarakan strategi pemasaran, memang tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai cara dan usaha bisa dijadikan sebagai strategi untuk memasarkan sebuah produk. Salah satu strategi yang sudah dijalankan masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah pemasaran dengan sistem retail atau eceran. Yang dimaksud dengan strategi pemasaran retail atau eceran sendiri adalah segala kegiatan jual-beli yang bertujuan menyalurkan barang kepada konsumen akhir, guna memenuhi kebutuhan pribadi para konsumen.
Sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran ini, sebab peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila saat ini perkembangan bisnis retail juga sangat pesat, lihat saja bisnis toko kelontong, minimarket, hingga bisnis retail yang sudah besar seperti Matahari, Alfamart, Indomart, dan Hero banyak dicari para konsumen.

Strategi pemasaran ritel adalah pemasaran yang mengacu kepada variabel, dimana pedagang eceran dapat mengkombinasikan menjadi jalan alternatif sebagai suatu strategi pemasaran untuk dapat menarik konsumen. Variabel tersebut umumnya meliputi faktor seperti : variasi barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi, dan tata ruang, desain store, lokasi store dan merchanding

Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena tergantung kepada sipembuat keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan  dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pda faktor yang berlainan

Prinsip dasar pada ritel modern yang terdiri dari 4 P:

a.          Product (Produk)
Produk menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar (Porter, 1996)

b.         Price (Harga)
Strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu konsumen, dirinya sendiri, dan pesaing.
Menurut Ma’ruf (2005)   , impementasi strategi harga antara lain :
-          Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen.
-          Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000
-          Leader pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripada tingkat yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
-          Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.
-          Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.

c.          Promotion (Promosi)
Menurut Philip Kotler (1997, p.153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut Schoell (1993, p.424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.

d.         Place (Lokasi)
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses menjadikan barang dan jasa siap digunakan atau dikomsumsi (Kotler, 2002). Menurut  Losch, Lokasi penjualan sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada dipasar atau dekat dengan pasar.
Lokasi adalah faktor terpenting dalam pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan       gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama dengan pramuniaga yang sama terampilnya dan mempunyai citra toko yang bagus.

Anda yang ingin terjun dalam bisnis retail, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut untuk memenangkan pasar :
Pertama, tentukan target pasar. Meskipun bisnis retail biasa menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat, namun sebisa mungkin tentukan target konsumen yang ingin Anda jangkau. Misalnya saja lebih menekankan harga murah untuk menjangkau konsumen menengah kebawah, atau menyediakan produk dengan kualitas terbaik untuk menjangkau sasaran pasar menengah keatas.

Kedua, ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki konsumen yang loyal, merupakan strategi tepat untuk meningkatkan pemasaran. Bukan hanya itu saja, dengan adanya loyalitas konsumen juga membantu bisnis retail untuk menghadapi persaingan pasar. Ciptakan program-program promosi yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen, contohnya saja dengan memberikan kartu diskon bagi para member, atau mengadakan event promosi setiap akhir pekan.

Ketiga, pilih lokasi usaha yang strategis. Pemilihan lokasi usaha sangat mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis retail. Sesuaikan lokasi usaha dengan bisnis retail yang ingin dijalankan, sebab lokasi usaha juga ikut menentukan potensi pasar. Seperti lokasi yang ada di tengah pemukiman warga, Anda bisa membuka toko kelontong. Sedangkan untuk lokasi usaha yang ada di daerah perkotaan, Anda bisa mencoba bisnis retail dengan minimarket atau supermarket.

Keempat, cantumkan brand pada setiap produk. Penanaman image kepada para konsumen, menjadi cara jitu untuk memasarkan bisnis retail. Yang perlu diingat adalah brand bukan hanya sekedar nama, jadi cantumkan brand yang telah ditetapkan di setiap produk. Seperti mencantumkan logo disetiap label harga produk, atau mencantumkan logo pada interior ruangan. Sehingga brand tersebut menjadi pembeda bisnis retail Anda dengan bisnis para pesaing.

Kelima, berikan pelayanan prima kepada konsumen. Jangan abaikan istilah pembeli adalah raja. Istilah ini memberikan masukan kepada para pelaku usaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen. Biasakan layani konsumen dengan 3S 1A (sambut, senyum, sapa dan antusias). Lakukan dari hal yang terkecil, seperti menyambut konsumen dengan salam dan mengucapkan terimakasih setelah mereka selesai berbelanja. Cara ini sudah dilakukan pada sebagian kecil bisnis retail, seperti Indomart. Jadi konsumen merasa dihargai ketika berbelanja di tempat Anda, dan tidak segan untuk datang berbelanja kembali.

sumber :  

http://bisnisukm.com/strategi-pemasaran-bisnis-retail.html

http://liawillyarti.wordpress.com/2010/12/13/strategi-pemasaran-ritel-terhadap-kepuasan-dan-loyalitas-konsumen/

Wednesday, May 9, 2012

Bab 3 riset pemasaran


BAB III
METODE KERJA PRAKTEK

3.1 Objek kerja praktek
Objek dalam laporan Kerja Praktek (LKP) ini adalah Rumah Makan Bakwan Pitoe yang beralamat di Kompleks Ruko Cinere Blok A No.7 
3.2 Periode Kerja Praktek
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 7 September sampai 21 September 2011.Dengan pelaksanaan Praktek  Kerja lapangan ini pada Rumah Makan Bakwan Pitoe  ada  beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membantu pekerjaan pada  Rumah Makan Bakwan Pitoe adalah membantu pekerjaan dengan menjadi koki serta waiter dimana setiap hari mengamati dan mengambil data.
3.3 Metode Kerja Praktek
Pada metode kerja praktek yang diperoleh adalah dengan      mengumpulkan data sekunder yang didapat dari  Rumah Makan Bakwan Pitoe adapun elemen-elemen yang dijadikan metode kerja praktek adalah sebagai berikut :
          1.Studi Pustaka( Library Reseach)
Studi pustaka adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan guna mendukung dan membantu memecahkan masalah dalam menyelesaikan penulisan LKP untuk memperoleh landasan teori bahan-bahan kajian dan pembandingan.
          2.Studi lapangan ( Field Reseach)
Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau langsung ke objek penulisan  Rumah Makan Bakwan Pitoe  untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sesuai dengan pembahasan melalui wawancara /Tanya jawab dan observasi.


Bab I riset pemasaran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pada setiap perusahaan atau tempat kerja, karyawan merupakan asset penting bagi suatu perusahaan atau tempat kerja. Hal ini dikarenakan pelayanan atau kinerja karyawan menjadi factor sukses atau tidaknya sebuah perusahaan atau tempat kerja lainnya. Hal ini juga menjadi amat penting terutama di Rumah Makan. Seperti kita ketahui selain kualitas dari makanan yang disajikan, kualitas pelayanan juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Banyak hal yang mempengaruhi kinerja karyawan, namun secara garis besar yang paling utama adalah lingkungan disekitar karyawan itu sendiri dan juga hubungan antar sesama karyawan. Namun hal yang paling penting adalah bagaimana dukungan dari pimpinan kepada para karyawan dalam hal ini meliputi hal-hal seperti gaya memimpin, system upah atau gaji, serta fasilitas yang diberikan.
Dukungan juga memunculkan semangat tim para pekerja sehingga mereka dapat saling mempercayai dan saling membantu serta adanya hubungan baik antar pekerja didalam lingkungan kerja (Shaam et al., 1999). Susskind et al., (2000) berpendapat bahwa dukungan organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi pekerja yang berhubungan dengan pelanggan, sehingga dapat dikatakan variabel dukungan organisasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi pekerja.
Dalam Laporan Praktek Kerja yang saya susun ini saya akan membahas tentang kepuasan kerja para karyawan di tempat yang saya jadikan tempat untuk Praktek Kerja yaitu rumah makan BAKWAN PITOE SURABAYA di Cinere.
1.2 MASALAH
Masalah yang dihadapi oleh BAKWAN PITOE SURABAYA adalah minimnya tingkat kepuasan kerja para karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari keluarnya salah satu karyawan pada saat saya melakukan kegiatan Praktek Kerja. Hal lain yang terjadi adalah cara pelayanan para karyawan yang ramah tapi seperti tidak bersemangat. Menurut pengamatan saya hal ini terjadi karena fasilitas yang disediakan untuk karyawan kurang memuaskan serta sistem gaji yang sama rata antar karyawan sehingga tidak ada karyawan yang termotivasi untuk bertindak lebih. Faktor gaji inilah yang menurut pengamatan saya menjadi faktor utama penyebab kurang termotivasinya para karyawan untuk bekerja secara maksimal.
1.3 TUJUAN
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap
motivasi kerja.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi
terhadap motivasi kerja.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap motivasi kerja.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan.
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan.

Sunday, April 15, 2012

TUGAS MANAJEMEN RETAIL KE 2

JENIS-JENIS RETAILING
Meyer mengklasifikasikan retailing berdasarkan lima kriteria, yaitu tipe kepemilikan, produk atau jasa yang dijual, non-store retailing, strategi penetapan harga, dan lokasi. Masing-masing jenis retailing ini akan dibahas secara singkat pada bagian berikut.

TIPE KEPEMILIKAN
Berdasarkan tipe kepemilikan, retailing dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Independent retail firm, yaitu suatu outlet pengecer yang dimiliki dan dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi (penggabungan). Contohnya: warung, kios, atau toko barang kelontong yang dimiliki orang per orang, baik yang berlokasi di pasar regional, pasar Inpres, pasar tradisional, perumahan penduduk, jajaran rumah toko (ruko), maupun di lokasi-lokasi lainnya. Termasuk pula di dalamnya outlet yang dikelola oleh koperasi.

2. Waralaba (franchising), yaitu suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, di mana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) yang berskala kecil atau menengah dengan hak-hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu melalui
cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu dan di suatu tempat tertentu pula.

3. Corporate chain, yaitu suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih usaha/bisnis yang saling berkaitan atau berhubungan dalam satu manajemen dan dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham. Wujudnya bisa berupa jaringan toko serba ada (department store), pasar swalayan (supermarket), specialty store, maupun jaringan superstore. Contohnya adalah Matahari Group, Ramayana Group, Robinson Group, Cahaya Group, Hero Group, dan lain-lain.
Keuntungan dari corporate chain ini adalah volume penjualan yang tinggi, kemampuan untuk membeli dalam kuantitas yang sangat besar, dan kemampuan untuk mempekerjakan karyawan dengan kemampuan khusus dalam pengembangan materi-materi promosi penjualan.


Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1991548-jenis-jenis-retailing/#ixzz1s6t5TCDM

Saturday, March 17, 2012

Manajemen Ritel

KONSEP RETAILING

Definisi

Secara Harfiah Ritel / Retail = eceran, dan peritel / retailer = pengecer, atau pengusaha perdagangan eceran.

Menurut Kamus, retail adl penjualan barang atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995)

Definisi bisnis retail adalah :

Penjualan kepada konsumen akhir
Motivasi pembelian konsumen adalah kepentingan tersendiri dan tidak untuk dijual, atau paling tidak lebih dari separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk kepentingannya sendiri
2. Ruang Lingkup Bisnis Retail

Bisnis retail tidak hanya sekadar merupakan penjualan barang secara fisik, tetapi juga meliputi penjualan jasa. Co : tiket pesawat, warnet, jasa telekomunikasi. Penjualan Jasa ini disebut “Real Services”. Selain itu yang termasuk didalam penjualan barang (Complementary services) yakni : layanan pesan antar, jaminan, leasing, dan fasilitas kredit.

Pengertian Bisnis retail tidak hanya mencakup sebuah took tapi juga aktivitas sejenis yang tidak menggunakan tempat khusus dalam proses jual beli.Co : mail order, dan direct selling.

Disini yang berperilaku sebagai retailer adalah grosir, wholesaler, dan manufacture.

3. Fungsi Retail

Ritel merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya pnjualan langsung pada konsumen akhir.

Dimana bisnis retail berfungsi sebagai perantara antara distributor dengan konsumen akhir, Retailer berperan sebagai penghimpun barang, took retail sebagai sebaga temat rujukan.

Ritail berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar konsumsi.

lalu bagaimana dengan manajemen retail?

sebelum membahasnya mari kita lihat dulu pengertian dari "Manajemen" dan "Retail" itu sendiri

Pengertian Manajemen :

Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan pengendalian atas atas sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Ritel :

Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga.

Pengertian Manajemen Ritel :

Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.

Klasifikasi Ritel

1. Klasifikasi deskriptif

Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan :

a. tipe kepemilikan (type of ownership)

b. tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise carried)

2. Klasifikasi strategic

Pasar retel dibedakan berdasarkan strategi yang digunakan,yaitu :

a. margin/turnover strategy

b.retail price and service strategy

c. strategic group classification

d. gross margin – merchandise type classification

3. Klasifikasi tingkat pelayanan

Dibagi menajadi :

a. penjualan eceran swalayan

b. penjualan eceran dengan memilih dendiri

Contoh : toko baju dipasar

c. penjualan eceran dengan penjualan terbatas

Contoh : toko elektronik

d. penjualan eceran dengan pelayanan penuh

Contoh : toko perhiasan,butik

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion

Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.

sumber : http://sansinto.wordpress.com/2010/02/15/manajemen-ritel/

http://murtiningsih.blog.uns.ac.id/2010/04/19/seputar-manajemen-bisnis-retail/

Riset Pemasaran

TEMA : Promosi Penjualan



Jurnal Pertama : http://jurnalskripsi.com/pengaruh-biaya-periklanan-dan-biaya-promosi-penjualan-terhadap-volume-penjualan-pada-perusahaan-rokok-hf-prima-malang-pdf.htm

Analisis : di dalam penulisan ini dibahas bagaimana Perusahaan Rokok HF.PRIMA malang melakukan bauran promosi dalam menjual produknya dimana penulis melakukan penelitian pada pengaruh biaya periklanan dan penjualan terhadap volume penjualan pada perusahaan HF.PRIMA

Latar Belakang : Perkembangan perusahaan rokok di Indonesia sudah berkembang pesat dimana sampai saat ini sudah mencapai 732 perusahaan rokok yang bersaing ketat dipasar yang kompetitif dimana mereka bersaing untuk menciptakan produk terbaik bagi konsumen. Dimana dalam prakteknya menjalankan bauran promosi sangat penting bagi kelangsungan pnejualan perusahaan tak terkecuali Perusahaan Rokok HF.PRIMA malang

Masalah : bagaimana Perusahaan Rokok HF.PRIMA malang mengkomunikasikan produknya kepada para konsumennya

Tujuan : meneliti bagaimana

1. Biaya periklanan dan penjualan berpengaruh terhadap volume penjualan

2.variabel yang berpengaruh secara dominan diantara biaya periklanan dengan biaya penjualan terhadap volume penjualan

Teori dan Jurnal :

1. Cravens (2000:98)

2. Kotler (2005:125)

3. Tjiptono (2001:221)

4. Mulyadi (1998:8)

5. Swastha (2001:350)

Ruang Lingkup Materi : Perusahaan Rokok HF.PRIMA malang


Jurnal Kedua: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18036/5/Chapter%20I.pdf

Analisis Jurnal : Penulisan ini meneliti tentang bagaimana penjualan pakaian wanita pada dunia maya terutama di situs jejaring sosial seperti Facebook dan lainnya

Latar Belakang : Di Zaman sekarang ini, internet telah menjadi bagian yang vital dalam hidup manusia. Hal ini juga terjadi dalam kegiatan bisnis dimana di Zaman sekarang bisa kita temui transaksi bisnis dunia maya yang disebut e-commerce dimana transaksi seperti ini sedang berkembang pesat termasuk di Indonesia. Kegiatan e-commerce yang sedang ada saat ini juga terjadi pada situs jejaring sosial terutama pada situs Facebook

Masalah : Pakaian merupakan kebutuhan primer manusia dimana pakaian berfungsi sebagai penutup aurat, memberi kenyamanan, melindungi dari panas dan dingin, dan lainnya. Permasalahan yang diteliti adalah apakah terdapat minat beli mahasiswi FISIP USU Medan terhadap promosi penjualan pakaian wanita di facebook.

Tujuan :

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menggambarkan tentang promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dalam
menumbuhkan minat beli dikalangan mahasiswi FISIP USU Medan.

2. Untuk mengetahui intensitas mahasiswi FISIP USU mengakses promosi penjualan
pakaian wanita di facebook.

3. Untuk mengetahui manfaat promosi penjualan pakaian wanita di Facebook di kalangan
mahasiswi FISIP USU Medan.

Teori Dan Jurnal :

D. Lawrance Kincaid (1981)

David K. Berl

Bymer, 1965 dalam Cangra, 2005: 3

Effendy, 1992:13

Gerbne

Rakhmat, 1998:188

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004: 103

Lamb, Hair, McDaniel, 2001

Wednesday, November 30, 2011

MOTIVASI

NAMA : Zendeedo Setiawan

KELAS : 3DD01

NPM : 32209627

MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. erdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengansemangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.

Area motivasi manusia

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

Variabel-Variabel Motivasi

Kerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri dari: (1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive); (2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation); (3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson (William G Scott, 1962: 83), memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi motive, harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of an equattion-motivation = f (motive + expectancy + incentive). Jadi, mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali (2004) mengemukakan bahwa motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan. Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi, variabel-variabel motivasi ini sering digunakan.