Wednesday, November 30, 2011

MOTIVASI

NAMA : Zendeedo Setiawan

KELAS : 3DD01

NPM : 32209627

MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. erdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengansemangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.

Area motivasi manusia

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

Variabel-Variabel Motivasi

Kerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri dari: (1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive); (2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation); (3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson (William G Scott, 1962: 83), memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi motive, harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of an equattion-motivation = f (motive + expectancy + incentive). Jadi, mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali (2004) mengemukakan bahwa motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan. Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi, variabel-variabel motivasi ini sering digunakan.

PEMBAJAKAN ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

NAMA : Zendeedo Setiawan

KELAS : 3DD01

NPM : 32209627

PEMBAJAKAN ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pembajakan hak kekayaan intelektual di bidang hak cipta sangat

memprihatinkan, terutama pembajakan atas karya cipta di bidang musik

Pembajakan atas. karya cipta musik ini dilakukan lewat berbagai media, baik itu

berupa kaset, CD, VCD, DVD, MP3, dll.

Penaggulangan atas pembajakan masih dilakukan secara ”setengahsetengah” oleh masyarakat. Komitmen, keseriusan, dan ketegasan penegak hukum

dalam melakukan pemberantasan pembajakan kaset masih belum terlihat. Hal ini

disebabkan kemampuan untuk membrantas praktek pembajakan bukan hanya

terletak pada Undang-Undang Hak Cipta sebagai perangkat hokum,melainkan

juga terghantung pada penegakan hukumnya.

Kesimpulan penelitian ,bahwa faktor ekonomi merupakan faktor dominan

terhadap munculnya pembajakan kaset disamping faktor sosial budaya,

pendidikan dan penegakan hukum. Upaya penaggulangan pembajakan kaset

disamping faktor sosial, budaya, pendidikan dan penegakan hukum. Upaya

penaggulangan pembajakan kaset belum dilaksanakan secara maksimal karena

masih banyak ditemukan adanya produk-produk kaset bajakan yang dijual di

masyarakat. Penegakan hokum dalam pembajakan kaset masih bersifat

parsial, belum komprehesif

INTISARI UNDANG-UNDANG ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT

Nama : Zendeedo

Kelas : 3DD01

NPM : 32209627

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pengaturan mengenai persaingan usaha tidak sehat didasarkan pada Pasal 1365 KUH Perdata mengenai perbuatan melawan hukum dan Pasal 382 bis KUH Pidana.

Berdasarkan rumusan Pasal 382 bis KUH Pidana, seseorang dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak tiga belas ribu lima ratus ribu rupiah atas tindakan ‘persaingan curang’ bila memenuhi beberapa kriteria sbb:

  1. Adanya tindakan tertentu yang dikategorikan sebagai persaingan curang
  2. Perbuatan persaingan curang dilakukan dalam rangka mendapatkan, melangsungkan, dan memperluas hasil dagangan atau perusahaan
  3. Perusahaan, baik milik si pelaku maupun perusahaan lain, diuntungkan karena persaingan curang tersebut
  4. Perbuatan persaingan curang dilakukan dengan cara menyesatkan khalayak umum atau orang tertentu
  5. Akibat dari perbuatan persaingan curang tersebut menimbulkan kerugian bagi konkruennya dari orang lain yang diuntungkan dengan perbautan si pelaku

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyebutkan pengertian monopoli, yaitu suatu bentuk penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku atau satu kelompok pelaku usaha. Yang dimaksud dengan pelaku usaha adalahsetiap orang-perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyebutkan bahwa pelaku usaha dapat dianggap secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa jika kelompok usaha menguasai lebih dari 75% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Dengan demikian praktik monopoli harus dibuktikan dahulu adanya unsur yang mengakibatkan persaingan tidak sehat dan merugikan kepentingan umum.

2. Asas dan Tujuan

Dalam melakukan usaha di Indonesia, pelaku usaha harus berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan umum dan pelaku usaha. Sementara itu tujuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah sbb:

  1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
  2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, menengah, dan kecil
  3. Mencegah praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha
  4. Menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha

Pasal 1 angka 4 UU No.5 Th.1999 menyebutkan bahwa posisi dominan merupakan keadaan pelaku usaha yang tidak adanya pesaing yang berarti di pasar ybs dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasaiatau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan , akses pada pasokan, penjualan, dan menyesuaikan pasokan dan permintaan barang atau jasa tertentu.

Persentase penguasaan pasar oleh pelaku usaha sehingga dapat dikatakan menggunakan posisi dominan sebagaimana ketentuan di atas adalah sbb:

  1. Satu pelaku atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
  2. Dua atau tiga pelaku usaha satau satu kelompok pelaku usaha menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa

Tuesday, November 15, 2011

TUGAS INTERNET MARKETING 3



NAMA : Zendeedo Setiawan

KELAS : 3DD01

NPM : 32209627


Business to consumer : http://www.hksusa.com/, http://www.greddy.com/, http://www.tomeiusa.com/ , http://www.mines-wave.com/E_09/index2_E.html, http://www.nismo.co.jp/en/index.html

Business to business : http://www.yoshimura-rd.com/t-video_manuf_endcaps.aspx?v=vid , http://www.nestle.com/Pages/Nestle.aspx, http://www.osbornmetals.com/, http://www.hksusa.com/, http://www.greddy.com/

Consumer to consumer : www.indowebster.com , www.kaskus.us , www. modifikasi.com , http://www.rumah123.com/ , http://www.tokobagus.com/

Government to consumer : http://www.pajak.go.id/ , http://www.pln.co.id/, http://www.telkom.co.id/ ,

http://www.pertamina.com/ , http://www.pdam-sby.go.id/

Tuesday, November 8, 2011

TUGAS INTERNET MARKETING KE 2

TUJUAN MEMILIKI SITUS INTERNET

Nama : Zendeedo Setiawan

Kelas : 3DD01

NPM : 32209627

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan pertumbuhan pengguna internet yang sangat meningkat pesat terutama di Indonesia, maka tujuan penggunaan fasilitas internet menjadi sangat kompleks. Salah satunya adalah untuk transaksi jual beli online yang kini semakin marak menghiasi dunia maya tersebut.

Kini metode penjualan baik produk maupun jasa dan informasi tidak hanya dengan cara konvensional tapi telah melangkah maju melalui media online. Hal ini juga tidak lepas dari mahalnya penyewaan tempat usaha dan terbatasnya pasar pada penjualan konvensional, membuat penjualan online makin ramai digeluti dan menjadi pilihan yang semakin digemari.

Teknologi internet telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market place baru dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari atau tidak, internet telah mengubah pola interaksi masyarakat, baik interaksi bisnis, ekonomi sosial, maupun budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektivitas dan efisiensi suatu kegiatan terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan berbagai akses informasi yang dibutuhkan oleh semua level masyarakat dengan lebih gampang, cepat dan murah. Yang akan kita bahas sekarang adalah manfaat internet untuk keperluan jual beli.

Sama halnya dengan penjualan konvensional, penggunaan internet untuk keperluan jual beli untuk mencapai hasil yang diinginkan, kita juga harus melewati prosesnya. Namun, dengan penggunaan internet dalam bisnis, kita bisa mengurangi kerepotan yang sering kita alami dalam penjualan konvensional bahkan internet bisa menjadi pemecah berbagai masalah yang kerap memenjara calon pengusaha kecil untuk segera merealisasikan rencana-rencana bisnisnya. Lokasi usaha yang strategis, misalnya, tak menjadi persoalan bagi pengusaha yang memasarkan produk lewat internet. Bayangkan seandainya Anda mau membuka kios buku sungguhan. Setidaknya Anda kudu memilih lokasi yang sesuai, mendandani tampilan kios, serta mempermak interior kios. Kalau mau melayani pelanggan dengan lebih baik lagi, Anda juga mesti memikirkan area parkir yang memadai, pendingin ruangan, serta merekrut pelayan toko yang sedap dipandang. Dari segi permodalan, tentu saja beberapa komponen yang menguras kas ini dapat dipangkas, misalnya seperti biaya sewa lokasi bisa dihemat karena kita hanya perlu menyewa domain yang murah, biaya tenaga kerja, dekorasi dan alat-alat penunjang lainnya. Bahkan kalau Anda berniat membuka toko online, Anda bisa bekerja sama dengan dengan para produsen penyedia barang tanpa Anda harus menyetoknya sendiri seperti toko konvensional, bahkan Anda tidak perlu mengeluarkan biaya produksi.

Dengan internet, bagi Anda yang belum punya pengalaman menjual, tidak akan malu jika harus menjajakan barang dagangannya kepada orang lain, apalagi jika orang yang ditawari menolak untuk membeli. Kebanyakan orang seperti itu akan kecewa dan cendrung berhenti meneruskan bisnisnya. Berhubung calon pembelinya pengguna internet, kita tak perlu benar-benar memiliki lokasi yang strategis di pinggir jalan utama.

Dengan jual beli melalui internet, bisnis Anda berjalan 24 jam setiap hari, meskipun Anda sedang tidur. Anda tidak perlu menunggui setiap saat seperti halnya toko konvensional. Anda hanya perlu mengecek sekali-sekali kalau ada pesanan. Yang perlu Anda lakukan hanya mempromosikan website Anda secara onlline dan offline guna mendapatkan pengunjung sebanyak-banyaknya.

Sumber: http://miswans.com/internet-marketing.html


Sunday, November 6, 2011

PROSES BERDIRINYA PERSEROAN TERBATAS

Nama : Zendeedo Setiawan

Kelas : 3DD01

NPM : 32209627

Syarat Pendirian PT

Syarat umum pendirian Perseroan Terbatas (PT)

  • Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang
  • Fotokopi KK penanggung jawab / Direktur
  • Nomor NPWP Penanggung jawab
  • Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lbr berwarna)
  • Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
  • Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
  • Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran
  • Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar jakarta
  • Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman.
  • Siap disurvei

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:

  • Pendiri minimal 2 orang atau lebih (ps. 7(1))
  • Akta Notaris yang berbahasa Indonesia
  • Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (ps. 7 ayat 2 & ayat 3)
  • Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (ps. 7 ayat 4)
  • Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (ps. 32, ps 33)
  • Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (ps. 92 ayat 3 & ps. 108 ayat 3)
  • Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. PMA

Mekanisme Pendirian PT

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
  • Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
  • Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)

Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.

Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang.

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas

PROSES BERDIRINYA PERSEROAN TERBATAS

Syarat Pendirian PT

Syarat umum pendirian Perseroan Terbatas (PT)

  • Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang
  • Fotokopi KK penanggung jawab / Direktur
  • Nomor NPWP Penanggung jawab
  • Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lbr berwarna)
  • Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
  • Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
  • Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran
  • Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar jakarta
  • Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman.
  • Siap disurvei

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:

  • Pendiri minimal 2 orang atau lebih (ps. 7(1))
  • Akta Notaris yang berbahasa Indonesia
  • Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (ps. 7 ayat 2 & ayat 3)
  • Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (ps. 7 ayat 4)
  • Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (ps. 32, ps 33)
  • Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (ps. 92 ayat 3 & ps. 108 ayat 3)
  • Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. PMA

Mekanisme Pendirian PT

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
  • Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
  • Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)

Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.

Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang.

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Nama : Zendeedo Setiawan

Kelas : 3DD01

NPM : 32209627

Seiring dengan kemajuan zaman terutama kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin banyak muncul spesialisasi, contoh yang mudah diketahui adalah di bidang kedokteran. Kalau dulu hanya dikenal dokter spesialis bedah maka sekarang bedah itu pun sudah terbagi-bagi. Demikian pula dalam ilmu-ilmu lain, termasuk ilmu hukum adan ilmu ekonomi.

Akan tetapi seiring dengan hal-hal di atas sesungguhnya telah terjadi juga semakin keterkaitan bahkan ketergantungan antara satu ilmu dengan ilmu lain. Ilmu hukum tidak dapat lagi berjalan sendiri melainkan harus bergandengan tangan beriringan dengan ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, antropologi, kedokteran, psikologi, kriminologi, ekonomi, dan lain-lain.

Khusus mengenai ekonomi, pada saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi kegiatan ekonomi yang tidak berkaitan dengan hukum. Sebaliknya tidak ada lagi kegiatan hukum yang tidak beraspek ekonomi. Dengan demikian pemahaman kedua ilmu itu secara menyeluruh sudah menjadi kebutuhan bersama. Dengan kata lain, seseorang yang mempelajari hukum seharusnya mempelajari ekonomi juga, demikian juga sebaliknya.

Upaya-upaya untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang dilakukan Negara pada sisi yang lain berhadapan dengan tuntutan globalisasi. Keadaan tersebut membawa pergeseran paradigma di bidang perdagangan dan investasi dari state led development menuju market driven development, yang pada gilirannya membawa perubahan pada aktivitas business, prilaku para pelaku business, dan munculnya institusi-institusi business baru.

Para pelaku business baik lokal maupun asing menjadi pihak yang mempunyai kepentingan akan adanya kenyamanan, kelancaran, kepastian, efesisien dan efektif dalam melakukan investasi di tengah hiruk pikuk munculnya berbagai regulasi dan institusi-institusi investasi/bisnis baru . Menjadi pilihan terbaik bagi para pelaku bisnis apabila kepentingan mereka dalam melakukan investasi terlindungi.

Aspek hukum merupakan hal yang urgen dalam kegiatan bisnis. Dengan memperhatikan aspek-aspek hukum dalam kegiatan bisnis problem / sengketa bisnis yang rumit dan berlarut-larut akan dapat dihindari, diminimalisir serta diselesaikan apabila sejak dini aspek hukum telah memperoleh perhatian. Jika aspek hukum dikesampingkan niscaya biaya atau risiko yang harus dikeluarkan sehubungan dengan penyelesaian masalah sengketa bisnis yang mungkin timbul akan jauh sangat besar dan mahal.

Perhatian yang memadai terhadap aspek hukum saat pengambilan keputusan Bisnis akan banyak membawa manfaat dalam menyikapi, menyiasati, atau mengendalikan setiap keadaan, sehingga kemungkinan munculnya permasalahan, risiko atau kerugian dikemudian hari dapat dihindari atau diperkecil.

Pelaksanaan Aspek Hukum bisnis baik itu regional, sektoral maupun internasional mempunyai beberapa persamaan yang pada umumnya merupakan suatu dasar dari pengertian hukum itu sendiri. Hukum menurut J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH. Adalah “Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang wajib, pelanggaran mana terhadap peraturan – peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu”.
Randy E. Barnet dan Lawrence M, Fredman dalam bukunya American Law memberikan suatu dasar dalam Pelaksanaan Aspek Hukum Bisnis Dunia sbb :
a. Tujuan Hukum.
1. Ketertiban
2. Ketentraman
3. Kesejahteraan
4. Kemakmuran

Monday, October 10, 2011

TUGAS METODE RISET BISNIS KE 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pada setiap perusahaan atau tempat kerja, karyawan merupakan asset penting bagi suatu perusahaan atau tempat kerja. Hal ini dikarenakan pelayanan atau kinerja karyawan menjadi factor sukses atau tidaknya sebuah perusahaan atau tempat kerja lainnya. Hal ini juga menjadi amat penting terutama di Rumah Makan. Seperti kita ketahui selain kualitas dari makanan yang disajikan, kualitas pelayanan juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Banyak hal yang mempengaruhi kinerja karyawan, namun secara garis besar yang paling utama adalah lingkungan disekitar karyawan itu sendiri dan juga hubungan antar sesama karyawan. Namun hal yang paling penting adalah bagaimana dukungan dari pimpinan kepada para karyawan dalam hal ini meliputi hal-hal seperti gaya memimpin, system upah atau gaji, serta fasilitas yang diberikan.

Dukungan juga memunculkan semangat tim para pekerja sehingga mereka dapat saling mempercayai dan saling membantu serta adanya hubungan baik antar pekerja didalam lingkungan kerja (Shaam et al., 1999). Susskind et al., (2000) berpendapat bahwa dukungan organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi pekerja yang berhubungan dengan pelanggan, sehingga dapat dikatakan variabel dukungan organisasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi pekerja.

Dalam Laporan Praktek Kerja yang saya susun ini saya akan membahas tentang kepuasan kerja para karyawan di tempat yang saya jadikan tempat untuk Praktek Kerja yaitu rumah makan BAKWAN PITOE SURABAYA di Cinere.

1.2 MASALAH

Masalah yang dihadapi oleh BAKWAN PITOE SURABAYA adalah minimnya tingkat kepuasan kerja para karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari keluarnya salah satu karyawan pada saat saya melakukan kegiatan Praktek Kerja. Hal lain yang terjadi adalah cara pelayanan para karyawan yang ramah tapi seperti tidak bersemangat. Menurut pengamatan saya hal ini terjadi karena fasilitas yang disediakan untuk karyawan kurang memuaskan serta sistem gaji yang sama rata antar karyawan sehingga tidak ada karyawan yang termotivasi untuk bertindak lebih. Faktor gaji inilah yang menurut pengamatan saya menjadi faktor utama penyebab kurang termotivasinya para karyawan untuk bekerja secara maksimal.

1.3 TUJUAN

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

motivasi kerja.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi

terhadap motivasi kerja.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap motivasi kerja.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja karyawan.

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan.

Sunday, October 2, 2011

TUGAS METODE RISET BISNIS 2

ANALISIS PENULISAN

“ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA, DUKUNGAN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN”

(Studi Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kota Semarang). Penny Setyowati Nugraheny, 2009,http://eprints.undip.ac.id/18684/1/PENNY_SETYOWATI_NUGRAHENY.pdf

TEMA : Kepuasan Kerja

LATAR BELAKANG : Pada PT. Bank Mandiri Tbk se-kota Semarang yang berkecimpung di bisnis perbankan Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perbankan dapat mendorong tercapainya keberhasilan bisnis perbankan pada saat ini maupun yang akan datang. Oleh karena itu kualitas pelayanan harus diperhatikan, dan kualitas pelayanan secara langsung berhubungan dengan kinerja dan perilaku dari para karyawan yang tentunya dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja para karyawan. Pengaruh tigkat kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dari karyawan itu sendiri, dan juga kepemimpinan yang ada pada perusahaan tersebut

MASALAH : Permasalahan yang terjadi pada PT. Bank Mandiri Tbk kota Semarang adalah kurang adanya dukungan organisasi terhadap para karyawannya seperti penghargaan kontribusi dari Bank Mandiri yang sangat kurang seperti karyawan yang berprestasi dan yang tidaktetap dihargai sama dimana hal ini secara tidak langsung akan mengurangi motivasi karyawan dalam bekerja . selain itu sarana dan prasana yang kurang memenuhi kebutuhan para karyawan. Ditambah lagi pimpinan hanya memberikan perintah kepada karyawan tanpa memperhatikan fungsi/ arti pemimpin yang sesungguhnya dimana hanya terfokus pada pencapaian target sehingga kurang sesuai dengan visi dan misi Bank Mandiri yaitu “Melayani dengan Hati, menuju yang terbaik”

TUJUAN RISET :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

motivasi kerja.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi

terhadap motivasi kerja.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap motivasi kerja.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja karyawan.

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan.

TEORI & JURNAL :

* TEORI :

Chen (2004), Shaam et al. (1999). Susskind et al., (2000), Locander et al (2002), Yammarino et al (1993), TimMreck, (2001), Luthan (1997), Mc Kenna (1995), Kartikandari (2002)

* JURNAL :

Autry, C.W., Daugherty, P.J., 2003, Warehouse Operation Employees: Linking

Person-Organization Fit, Job Satisfaction and Coping Response, Journal of

Business Logistic, Vol.24, 1, 171-197

Babakus, Emin, David W.Cravens, Mark Johnson, and William C. Moncrie,1996,

Examining the Role of Organizational Variables in the Salesperson Job

Satisfaction Model, Journal of Personal Selling & Sales Management,

Vol.XVI, No.3

Bass, B.M & Avolio, 1993, Transformational Leadership and Organizational

Culture, Public Administration Quarterly

Bass, B.M., B.J. Avolio, D.I Jung & Y. Berson (2003),” Predicting Unit

Performance by assessing transformational and transactional leadership”,

Journal of Applied Psychology, Vol.88, No. 2, pp. 207-218

Bernardin H. John and Russel, Joyce C.A., 1993. Human Resources

Management: An Experimental Approach, Mc.Graw Hill Inc, Singapura

Bradley L.Kirkman dan Debra L.Shapiro,2001, “The Impact of Cultural Values

on Job Satisfaction and Organizational Commitment in Self-Managing

Work Teams: The Mediating Role of Employee Resistance,”Academy of

Managing Journal, Vol.44,No.3,p.557-569

Brudney, J.L & Condrey S.E, 1993, “Pay for Performance: Explaining the

Differences in Managerial Motivation”, Public Productivity & Management Review, Vol.41, p.283-297

Casio, Wayne F., 1992, Managing Human Resources: Productivity, Quality of

Worklife and Profits, Singapore: Mc.Graw Hill International Editions.

Challagalla, Gautam N. and Tasadadug A.Shervani, (1996), “Learning and

Leadership of Salespeople: The Role of Supervision, Journal of Marketing

Research, Vol.XXXV, May 267-274

Chen, Yuen, Li, 2001, “Examining The Effect of Organizational Culture and

Leadership behaviorsmen Organizational Commitment, Job Satisfaction,

and Job Performance at Small and Middle Sized Firms of Taiwan”, Te

Journal of American Academy of Bussiness, September

Conduit, D.A., and Felix T. Mavondo, 2001, How Critical is Internal Customer

Orientation to Market Orientation, Journal of Business Research, 51, p.11

Dessler, Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih Bahasa:

Benyamin Molan, Penyunting Triyana Iskandarsyah, Edisi ke-7,

Prenalindo, Jakarta

Dyer, Lee, dan Donald F Parker, (1975), Classfying Outcomes in Work

Motivating Research: An Examination of The Intrinsic dan Extrinsic

Dichotomy, “Journal of Applied Psichology, 455-458

Eisenberger, R., Robin Huntington, Steven Hutchison and Debora Soa, 1986,

Perceived Organizational Support, Journal of Applied Psychology, Vol.71

(3), p.500-507

Gibson, James L, John M Ivancevich dan James H Donely Jr, 1997, Organisasi

dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 4, Terjemahan Djoerban

Wahid, penerbit Erlangga, Jakarta

Gronroos, c., 1990, Service Management and Marketing: Managing the

Moment of Truth in Service Competition, Lexington, MA: Lexington

Books

Humphreys, J.H.(2002).” Transformational leader behavior, proximity and

successful services marketing” Journal of Services Marketing, Vol. 16,

No.6, pp.487-502

Fuad Mas’ud,2004, Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi),

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, I (2004), ”Model Persamaan Struktural, Konsep dan Aplikasi

dengan Program AMOS Versi 5.0”, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro Semarang

Jaworski, Bernard J.,and Ajay K. Kholi (1993), “Market Orientation:

Antecendents and Consequences”, Journal of Marketing, Vol.57,(July),

p.53-70

Jurkiewicz C.L.,Massey, T.K and R.G Brown, 1998, Motivation in Public and

Private Organizations: A Comparative Study, Public Productivity &

Management Review, 21, p.230-250

Kontz, Harold, Cyrill O’Donnel Dan Heinz Weihrich, 1992, Management, New

York: The Free Press

Kopelman, R.E.,Brief.A P., and Guzzo, R.A, 1990, The Role of Climate and

Culture in Productivity, Organizational Climate and Culture (p.282-318),

San Francisco: Jossey-Bass

Kreitner, Robeth, Kinnichi, Angelo, 2005, Perilaku Organisasi, Edisi 5, Salemva

Empat, Jakarta

Krivonos, Paul D, (2006), The Relationship of Intrinsic-Extrinsic Motivation and

Communication Climate in Organizations, The Journal of Bussiness

Communication

Locander, W.B.,F. Hamilton,D. Ladik & J Stuart (2002), “Developing a

Leadership-Rich culture: The Missing link to creating a market-focused

organization, journal of marketing-focused management, Vol.5, pp.149-

163

Lum, L, Kevin, J, Clark K, Reid F & Sirola W (1998) Explaining nursing turnover

intent: Job Satisfaction, pay satisfaction, or organizational commitment

Journal of Organizational Behavior, 19: 305-320

Luthan, F, 1995, Organizational Behavior, Seventh Edt, Mc. Graw-Hill Book

Company, Singapore.

McNeese-Smith, Donna, 1993, Increasing Employee Productivity, Job

Satisfaction and Organizational Commitment, Hospital &Health Service

Administration, Vol.41:2, Summer, 160-175

Michita Champathes Rodsutti dan Fredric William S., 2002. “Leadership and

Organizational Effectiveness in Multinational Enterprises in Southeast

Asia,”Leadership and Organization Development Journal, Vol.23, No.5,

p.250-259

Noble, Charles H., and Michael P.Mokwa (1999),”Implementing Marketing

Strategies: Developing and Testing a Managerial Theory”, Journal of Marketing, Vol.63, p.57-73

Ostroff Cheri, (1992),”The Relationship between Satisfaction, Attitudes and

Performance An Organizational Level Analysis”, Journal of Applied

Psychology, Vol.77 No.6, p.963-974

Parasuraman, A, Berry, LL dan Zeithaml, VA 1990 “An Empirical Examination

of Relationships in An Extended Service Quality Model” Report. No.90-

122, Marketing Sciences Institute, Cambridge, MA

Parrek, Udai, 1985, Motivational Analysis of Organizational Behavior MAOB,

University Associates, Inc

Robbins, Stephen, 2001. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour), PT.

Prehalindo, Jakarta.

Shore, L.M dan L.E. Tetrick, 1991, A Contruct Validity Study of the Survey of

Perceived Organizational Support, Journal of Applied Psychology, Vol. 76,

p. 637-643

Siagian, S.P. 1995, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta.

Soonhee Kim, 2002, “Participative Management and Job Satisfaction: Lesson for

Management Leadership, Public Administration Review, Vol.62, No.2,

p.231-241

Shoemaker Mary E. (1999),”Leadership Practices in Sales Managers Associated

with the Self-Efficacy, Role Clarity and Job Satisfaction of Individual

Industrial Salespeople”, Journal of Personal Selling & Sales Management,

Vol.19, No.4, p.1-19

Sukanto Reksohadiprojo, 1997. Manajemen Produksi. Edisi ke-4. BPFE.

Yogyakarta.

Tierney, Pamela et.al, 1999. “An Examination of Leadership and Employee

Creativity: The Relevance of Traits and Relationsips,”Personel

Psychology, Vol.52, p.591-620.

Yammarino, F.J., W.D. Spangler & B.M. Bass (1993), “Transformational

leadership and performance: A longitudinal investigation”, Leadership

Quarterly, Vol.4, No.1, pp.81-102

Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Kelima. PT. Indeks,

Jakarta.

METODOLOGI :

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan adalah questioner, lalu digunakan juga metode wawancara.

LINGKUP MATERI :

Ruang lingkup penelitian adalah para karyawan PT. Bank Mandiri Tbk se-kota Semarang

AKTIVITAS :

Aktivitas yang dilakukan selama mengumpulkan data adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner dan juga melakukan wawancara kepada para karyawan di PT. Bank Mandiri Tbk se-kota Semarang.

PEMBAHASAN/ANALISIS :

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa dukungan organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi kerja dapat diterima. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yoon dan Lim (1999) dan Tatiyani(2004). Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi kerja dapat diterima. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cooke dan Ernest (1999) yang juga menunjukkan adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.

HASIL :

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan kerja para karyawan PT. Bank Mandiri Tbk se-kota Semarang kurang dimana para karyawan kurang ada motivasi untuk bekerja